BAHAYA TIDUR TIDAK BERATURAN
Bahaya Tidur Tidak Beraturan
Tidur di definisikan sebagai keadaan bawah sadar dimana seoarang
tersebut masih bisa dibangunkan dengan pemberian rangsangan sensorik atau
ransangan lainnya (Guyton & Hall, 2011) . Menurut Fakihan (2016) mengakatan
tidur adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak sadar karena perseptual
individu terhdadap lingkungan yang menurun, pada kondisi demikian keadaan
seseorang dapat dibangunkan kembali dengan rangsangan yang cukup.
Tidur merupakan kegiatan normal yang dialami oleh semua individu
sehingga menjadikan tidur sebagai kegiatan yang manusiawi didalam kehidupan
sehari-hari. Kegiatan tersebut dianggap sebagai aktivitas sederhana yang tidak
memerlukan perhatian khusus. Menurut National Sleep Foundation durasi waktu
tidur yang cukup ialah 7-9 jam.
Menurut Hidayat (2012), Fisiologi tidur adalah pengaturan kegiatan tidur,
dimana adanya hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian
mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Salah satu
aktivitas tidur ini biasanya diatur oleh sistem pengaktivasi retikularis yang
merupakan sistem untuk mengatur seluruh tingkatan kegiatan sususan saraf
pusat, dimana termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tidur
Menurut Hidayat (2012), Kualitas dan kuantitas tidur di pengaruhi oleh beberapa
faktor. Kualitas tersebut dapat menunjukkan adanya kemampuan individu unutk tidur dan
memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhannya. Diantara faktor yang dapat
mempengaruhinya adalah:
1. Penyakit
Sakit dapat mempengatuhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak juga keadaan sakit
menjadikan pasien kurang tidur, bahkan tidak bisa tidur.
2. Latihan dan Kelelahan
Kelelahan akibat aktivitas yang tinggi memerlukan lebih banyak tidur untuk menjaga
keseimbangan energi yang telah dikeluarkan. Hal tersebut terlihat pada seseorag yang
telah melakukan aktivitas dan mencapai kelelahan. Maka, orang tersebut akan lebih cepat
untuk dapat tidur karena tahap tidur gelombang lambatnya di perpendek.
3. Stress psikologis
Kondisi psikologis dapat terjadi pada seorang akibat ketegangan jiwa. Hal ini tersebut
dapat terlihat ketika seseorang yang memiliki masalah psikologis mengalami kegelisahan
sehingga sulit untuk tidur.
4. Obat
Obat dapat juga mempengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang dapat
mempengaruhi tidur adalh jenis golongan obat diuretik yang menyebabkan seseorang
mengalami insomnia, anti depresan dapat menekan REM, kafein dapat meningkatkan
saraf smpatis yang menyebabkan kesulitan untuk tidur, golongan beta blocker dapat
berefek pada timbulnya insomnia, dan golongan narkotik dapat menekan REM sehingga
mudah mengantuk.
5. Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi cukup dapat mempercepat proses tidur. Makanan yang
banyak menandung L – Triptofan seperti keju, susu, daging, dan ikan tuna dapat
menyebabkan seseorang mudah tidur. Karena adanya L-Tritofan yang merupakan asam
amino dari protein yang dicerna.
6. Lingkungan
Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat mempercepat
terjadinya proses tidur.
7. Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseprang untuk tidur, yang dapat
mempengaruhi proses tidur. Selain itu adanya keiniginan unutk menahan tidak tidur
dapat menimbulkan gangguan proses tidur.
Masalah kebutuhan Tidur
Menurut Hidayat (2012), ada beberapa masalah kebutuh tidur.
1. Insomnia
Insomnia merupakan suatu keadaan dimana ketidakmampuan mendapatkan tidur yang
adekuat, baik kualitas maupun kuantitas nya, dengan keadaan tidur yang hanya sebentar
atau susah tidur. Insomnia terdapat 3 jenis, yaitu: initial insmonia, merupakan
ketidakmapuan untuk jatuh tidur atau mengawali tidur; intermen insomnia, merupakan
ketidakmampuan tetap tidur karena selalu terbangun pada malam hari; dan terminal
insomnia, insomnia jenis ini merupaka ketidakmampuan untuk tidur kembali setelah
bangun tidur pada malam hari.
Proses gangguan tidur ini kemungkinan besar gangguan yang disebabkan oleh adanya
rasa khawatir, tekanan jiwa maupun stress.
2. Hipersomnia
Hipersomnia merupakan gangguan tidur dengan kriteria tidur berlebihan, biasanya lebih
dari sembilan jam pada malam hari, disebabkan oleh kemungkinan adanya masalah
psikologis, depresi, kecemasan, gangguan susunan saraf pusat, ginjal, hati, gangguan
metabolisme.
3. Parasomnia
Parasomnia merupakan kumpulan bebrapa penyakit yang dapat mengangu pola tidur,
seperti somnambulisme (berjalan-jalan dalam tidur) yang banyak terjadi pada anak-anak,
yaiut pada tahap III dan IV dari tidur NREM. Somnambulisme ini dapat menyebabkan
cedera.
4. Enuresa
Enuresa merupakan buang air kencil secara tidak sengaja saat tidur, atau biasa disebut
mengompol. Enuresa terdapat 2 jenis, yaitu: enuresa nokturnal, merupakan mengompol
di waktu tidur, dan enuresa diurnal, mengompol pada saat bangun tidut. Enuresa
nokturnal umumnya merupakam gangguan pada tidur NREM.
5. Apnea
Tidur dan Mendengkur
Mendengkur pada umumnya tidak termasuk dalam gangguan tidur, tetapi mendengkur
yang disertai dengan keadaan apnea dapat menjadi masalah. Mendengkur sendiri
disebabkan adanya rintangan dalam pengaliran udara di hidung dan mulut pada waktu
tidur, biasanya disebabkan oleh adanya adenoid, amandel, atau mendengkurnya.
6. Narcolepsi
Narkolepsi merupakan keadaan tidak dapat mengendalikan diri untuk tidur misalya
tertidur dalam keadaan berdiri, mengemudikan kendaraan, atau di saat sedang
membicarakan sesuatu. Hal ini merupakan suatu gangguan narkolepsi.
7. Mengigau
Mengigau ini dikategorikan dalam gangguan tidur, bila terlalu sering dan di luar
kebiasaan. Dari hasil pengamatan ditemukan bahwa hampir semua orang pernah
mengigau dan terjadi sebelum tidur REM.
Disusun Oleh Fadhilahnr

Komentar
Posting Komentar